Rabun Dekat dan Rabun Jauharui: 25 Juni 2015 00:43 139 13
13471105201329471743
[caption id="attachment_197874" align="aligncenter" width="360" caption="1. Anatomi Mata (Mayo Clinic)"][/caption] Hello Dear Kompasianers,
Sebelum saya melanjutkan tulisan ini, sebenarnya tips-tips kesehatan yang saya buat adalah untuk koleksi/katalog pribadi yang saya susun berdasarkan pengalaman pribadi dan dari berbagai sumber media. Namun saya pikir, ada baiknya juga saya share yang mungkin bermanfaat juga bagi para pembaca ^_^
Ok deh, lanjuut...
Pertama kali saya mengenakan kacamata adalah saat baru masuk kelas 1 SMA, hmm berarti sudah 15 tahun. Saat itu penglihatan saya -1 dan sekarang sudah -2,5. Sebenarnya saya tidak suka menggunakan kacamata, tidak nyaman dan agak mengganggu kegiatan sehari-hari khususnya kegiatan fisik.
Tidak bisa membaca tulisan di papan tulis kelas dan yang paling tidak mengenakkan adalah kadang saya disebut sombong karena tidak mau memandang kenalan saat berpapasan di jalanan, padahal dalam jarak kira-kira lebih 10 meter saya tidak bisa mengenali wajah seseorang karena terlihat kabur. Yahh... suka tidak suka ya terpaksa menggunakan kacamata ^_^
***
[caption id="attachment_197875" align="aligncenter" width="447" caption="2. Rabun Jauh (Myopia)"]
1347110657117664250
[/caption]
Penyebab, Tips Mencegah dan Mengatasi Rabun Jauh
Rabun jauh (mata minus) atau secara medis disebut dengan myopia (Inggris: Nearsightedness) adalah kondisi dimana mata tidak mampu melihat objek yang relatif jauh dengan jelas (terlihat kabur) dan memiliki kemampuan untuk melihat objek yang relatif lebih dekat dengan jelas. Hal ini terjadi karena cahaya pantulan objek yang masuk ke mata (focal point) tidak jatuh tepat di retina, melainkan jatuh di depan retina sehingga menyebabkan gambar yang diterima mata menjadi kabur (gambar 2).
Animasinya penyebab Rabun Jauh bisa dilihat di link ini, Your Eye Guide
Biasanya rabun jauh ini dialami oleh kalangan pelajar yang ""kutu buku" dan orang-orang yang bekerja di depan komputer ^_^
Khusus kalangan pelajar atau peneliti sains yang cukup sering menggunakan mikroskop, sebaiknya secara periodik melihat objek jauh saat menggunakan mikroskop, dan untuk mikroskop monokuler menggunakan mata kiri dan kanan secara bergantian, karena hal inilah salah satu penyebab berbedanya ukuran dioptri mata kiri dan kanan.
Rabun jauh diklasifikasikan berdasarkan ukuran refraksi lensa yang dibutuhkan untuk mengoreksinya dalam satuan dioptri.
Miopia ringan, lensa koreksinya (-) 0,25 s/d 3,00 Dioptri.
Miopia sedang, lensa koreksinya (-) 3,25 s/d 6,00 Dioptri.
Miopia tinggi, lensa koreksinya > (-) 6,00 Dioptri. Penderita miopia kategori ini rawan terhadap bahaya pengelupasan retina dan glaukoma sudut terbuka.
sumber:https://www.kompasiana.com/ajuskoto/rabun-dekat-dan-rabun-jauh-penyebab-tips-mencegah-dan-mengatasi_55177ee1813311cc669de870
13471105201329471743
[caption id="attachment_197874" align="aligncenter" width="360" caption="1. Anatomi Mata (Mayo Clinic)"][/caption] Hello Dear Kompasianers,
Sebelum saya melanjutkan tulisan ini, sebenarnya tips-tips kesehatan yang saya buat adalah untuk koleksi/katalog pribadi yang saya susun berdasarkan pengalaman pribadi dan dari berbagai sumber media. Namun saya pikir, ada baiknya juga saya share yang mungkin bermanfaat juga bagi para pembaca ^_^
Ok deh, lanjuut...
Pertama kali saya mengenakan kacamata adalah saat baru masuk kelas 1 SMA, hmm berarti sudah 15 tahun. Saat itu penglihatan saya -1 dan sekarang sudah -2,5. Sebenarnya saya tidak suka menggunakan kacamata, tidak nyaman dan agak mengganggu kegiatan sehari-hari khususnya kegiatan fisik.
Tidak bisa membaca tulisan di papan tulis kelas dan yang paling tidak mengenakkan adalah kadang saya disebut sombong karena tidak mau memandang kenalan saat berpapasan di jalanan, padahal dalam jarak kira-kira lebih 10 meter saya tidak bisa mengenali wajah seseorang karena terlihat kabur. Yahh... suka tidak suka ya terpaksa menggunakan kacamata ^_^
***
[caption id="attachment_197875" align="aligncenter" width="447" caption="2. Rabun Jauh (Myopia)"]
1347110657117664250
Penyebab, Tips Mencegah dan Mengatasi Rabun Jauh
Rabun jauh (mata minus) atau secara medis disebut dengan myopia (Inggris: Nearsightedness) adalah kondisi dimana mata tidak mampu melihat objek yang relatif jauh dengan jelas (terlihat kabur) dan memiliki kemampuan untuk melihat objek yang relatif lebih dekat dengan jelas. Hal ini terjadi karena cahaya pantulan objek yang masuk ke mata (focal point) tidak jatuh tepat di retina, melainkan jatuh di depan retina sehingga menyebabkan gambar yang diterima mata menjadi kabur (gambar 2).
Animasinya penyebab Rabun Jauh bisa dilihat di link ini, Your Eye Guide
Biasanya rabun jauh ini dialami oleh kalangan pelajar yang ""kutu buku" dan orang-orang yang bekerja di depan komputer ^_^
Khusus kalangan pelajar atau peneliti sains yang cukup sering menggunakan mikroskop, sebaiknya secara periodik melihat objek jauh saat menggunakan mikroskop, dan untuk mikroskop monokuler menggunakan mata kiri dan kanan secara bergantian, karena hal inilah salah satu penyebab berbedanya ukuran dioptri mata kiri dan kanan.
Rabun jauh diklasifikasikan berdasarkan ukuran refraksi lensa yang dibutuhkan untuk mengoreksinya dalam satuan dioptri.
Miopia ringan, lensa koreksinya (-) 0,25 s/d 3,00 Dioptri.
Miopia sedang, lensa koreksinya (-) 3,25 s/d 6,00 Dioptri.
Miopia tinggi, lensa koreksinya > (-) 6,00 Dioptri. Penderita miopia kategori ini rawan terhadap bahaya pengelupasan retina dan glaukoma sudut terbuka.
sumber:https://www.kompasiana.com/ajuskoto/rabun-dekat-dan-rabun-jauh-penyebab-tips-mencegah-dan-mengatasi_55177ee1813311cc669de870
Tidak ada komentar:
Posting Komentar